Kamis, 16 Mei 2013

telaah kurikulum PAI



MAKALAH
PENGEMBANGAN EVALUASI ASPEK PSIKOMOTOR PAI DI SMA
Disusun Guna Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Telaah Kurikulum PAI
Dosen Pengampu: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.

DISUSUN OLEH:
Dwi Silvia Anggraini             11111095
Faizatul Ummah                    11111096
Zulaikhah Sri Wulandari      11111097
Titik Isniatus Sholikhah        11111100
Heti Indayani                         11111107
Siti Sukrilah                           11111144
Fitri Ikhmah                           11111147
Ahmad Zamroni                    11111163
Tri Mashudi                           11111177

JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan suatu tahapan akhir dari suatu tahap pembelajaran, yang gunanya dapat diketahui keberhasilan proses pembelajaran tersebut sesuai dengan  tujuan yang diharapkan. Oleh karenanya, evaluasi merupakan kegiatan yang tak kalah pentingnya dari proses pembelajaran.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah proses pendidikan yang dilakukan pendidik untuk membekali anak didik dengan pengetahuan, pemahaman, penghayatan pengamalan ajaran islam. Dalam hal ini pembelajaran PAI harus menempatkan jaran islam sebagai suatu objek kajian yang melihat Islam sebagai sebuah sistem nilai dan sistem moral yang tidak hanya diketahui dan dipahami, tapi juga dirasakan serta dijadikan sebuah aksi dalam kehidupan anak didik.
Untuk mencapai idealitas di atas, maka harus dirumuskan sebuah sistem evaluasi pembelajran PAI yang tidak hanya melihat islam sebagai sebuah pengetahuan dan atau pemahaman, tapi lebih dari itu yaitu mengevaluasi dengan memandang islam sebagai sebuah aksi moral.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana prinsip-prinsip dasar evaluasi?
2.      Apa saja fungsi evaluasi pendidikan?
3.      Apa saja alat-alat dalam evaluasi?
4.      Bagaimana teknik-teknik yangdigunakan dalam evaluasi?
5.      Bagaimana pengembangan evaluasi pembelajaran dalam agama islam?






BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN EVALUASI ASPEK PSIKOMOTOR PAI DI SMA
  1. PRINSIP-PRINSIP DASAR EVALUASI
1.      Prinsip Keseluruhan (Al-Kamal, al-Tamam)
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif. Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasai tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh. Evaluasi hasil belajar disampimg dapat mengungkap aspek berfikir juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap dan aspek keterampilan yang melekat pada diri masing-masing individu peserta didik. Jika dikaitkan dengan  proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka evaluasi hasil  beljar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu hendaknya bukan hanya mengungkap pemahaman peserta didik terhadap ajaran-ajaran agama islam, melainkan juga harus dapat mengungkap sudah sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.      Prinsip Kesinambungan (Istimrar)
Prinsip kesinambungan juga dikenal dngan istilah prinsip kontinuitas. Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari wakatu ke waktu.
      Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan scaa berkesinambungan itu juga dimaksudkan agar pihak evaluator (guru, dosen dan lain-lain) dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya, agar tujuan pengajaran sebagaimana telah dirumuskan pada Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
3.      Prinsip Obyektivitas (Maudlu’iyyah)
Prinsip obyektivitas mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif.[1]
4.      Prinsip Mendidik
Evaluasi harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil evaluasi bagi siswa yang berhasil lulus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan, atau bagi yang kurang berhasil sebagai pemicu semangat belajar.
5.      Prinsip Berorientasi Pada Kompetisi
Evaluasi harus menilai pencapaian kompetisi yang dimaksud dalam kompetisi yang dimaksud dalam kurikulum.
6.      Prinsip Adil
Evaluasi harus adil terhadap semua siswa dan tidak membedakan latar belakang.
7.      Prinsip terbuka
Kriteria evaluaasi dan dasar pengambilan keputuan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
8.      Prinsip Bermakna
Evaluasi hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna, dan bisa ditindaklanjuti oleh smua pihak.

  1. FUNGSI EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
1.      Sebagai dasar mengambil keputusan tentang orang yang akan diterima atau ditolak dalam suatu proses seleksi.
2.      Dasar penempatan, yakni setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pembelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan siswa.
3.      Diagnostik, yakni apabila alat yang digunakan dalam penilaian memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasil penilaian, guru akan mengetahui kelemahan siswa serta penyebab kelemahan itu.
4.      Hasil suatu pengukuran atau skor tes tertentu dapat digunakan sebagai umpan balik, baik bagi individu yang menempuh tes maupun bagi guru yang berusaha mentransfer kemampuan pada siswa.
5.      Menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar.
6.      Hasil tes, pengukuran dan penilaian tentu saja akan dapat memberi sumbangan yang berarti bagi perkembangan teoti dan dasar pendidikan (pengembangan ilmu).[2]

C.    ALAT EVALUASI
1.      Teknik Tes
a.       Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan belajar pserta didik.
1)      Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2)      Tes Awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanaan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik.
3)      Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
4)      Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
5)      Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
6)      Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.
b.      Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkapkan
1)      Tes Intelegensi
2)      Tes Kemampuan
3)      Tes Sikap
4)      Tes Kepribadian
5)      Tes Hasil Belajar[3]
2.      Teknik Non Tes
a.       Pengamatan (Observation)
Oservasi sebagai alat evaluasi banyakn digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya  maupun dalam situasi buatan.
b.      Wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
1)      Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara terstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview).
2)      Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non-systematic interview), atau wawancara bebas.
c.       Angket
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para orang tua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
d.      Pmeriksaan Dokumen
Pemeriksaan dokumen dapat dilakukan melalui pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi).[4]

D.    TEKNIK EVALUASI ASPEK PSIKOMOTOR
Ada beberapa teknik untuk mengevaluasi aspek psikomotor
1.      Evaluasi Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, surat, puisi, komposisi, musik.
a.       Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
1)      Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
2)      Saling percaya antara guru dan peserta didik.
3)      Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.
4)      Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru.
5)      Kepuasan.
6)      Kesesuaian.
7)      Penilaian proses dan hasil.
8)      Penilaian dan pembelajaran.[5]
Indikator evaluasi melalui portofolio meliputi hasil ulangan (ulangan formatif dan sumatif), tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian, dan laporan kegiatan siswa di dalam maupun di luar kelas.
b.      Teknik Penilaian Portofolio
1)      Jelaskan kepada pesrta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui pengetahuan, ketrampilan, dan minatnya.
2)      Tentukan kriteria penilaian sample portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik.
3)      Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
4)      Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
5)      Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.[6]
2.      Evaluasi Melalui Unjuk Kerja (Performance)
Evaluasi melalui unjuk kerja adalaah penilaian berdasarkan hasil pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan, yang digunakan untuk prestasi siswa dalam kegiatan kelas atau di laboratorium dalam menggunakan peralatan Sasarannya adalah menjangkau kinerja siswa terutama prosesnya sampai siswa dapat menghasilkan sesuatu melalui observasi.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a.       Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi,
b.      Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut,
c.       Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
d.      Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati,
e.       Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.[7] 
3.      Evaluasi melalui penugasan (proyek)
Evaluasi melalui proyek dilakukan terhadap suatu penyelidikan terhadap suatu penyelidikan yang dilakukan siswa secara individu atau kelompok. Penilaian proyek adalah penilaian pada kemampuan melakukan “scientific Inquiry” yang dapat memberikan informasi tentang kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan dalam merencanakan, mengorganisasi penyelidikan, bekerja sama, mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menginterpretasikan serta mengomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a.       Kemampuan pengelolaan
b.      Relevansi (kesesuaian)
c.       Keaslian (hasil karya peserta didik sendiri)[8]

E.     PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN  DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dalam perspektif islam, evaluasi memiliki beberapa implikasi paedagogis, yaitu:[9]
1.      Untuk menguji daya kemampuan manusia yang beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialami. [10]
2.      Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai di mana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya, seperti evaluasi yang dilakukan oleh nabi Sulaiman kepada burung hud-hud.[11]
3.      Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keimanan dan keislaman seseorang, seperti evaluasi yang dilakukan Allah kepada nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya Ismail.[12]
4.      Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia tentang pelajaran yang telah diberikan Allah kepada manusia, seperti evaluasi yang dilakukan Allah terhadap nabi Adam yang telah diajarkan nama-nama sesuatu dan diperintahkannya kepada para malaikat.[13]
5.      Memberikan kabar gembira (tabsyir) bagi yang berkelakuan baik dan memberikan ancaman (tanzir) bagi manusia yang berperilaku buruk. [14]






















BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan:
1.      Prinsip-prinsip dasar evaluasi meliputi: keseluruhan, kesinambungan, objektivitas, mendidik, berorientasi pada kompetisi, adil, terbuka dan bermakna.
2.       Fungsi evaluasi dalam pendidikan yaitu dasar mengadakan seleksi, dasar penempatan, diagnostik, umpan balik, menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar dan pengembangan ilmu.
3.      Alat evaluasi meliputi teknik tes dan teknik non tes.
4.      Teknik evaluasi aspek psikomotor meliputi portofolio, unjuk kerja dan penugasan (proyek).
5.      Pengembangan evaluasi pembelajaran  dalam pendidikan agama islam memiliki beberapa implikasi paedagogis.
Demikian makalah ini kami paparkan, dan pasti masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.












DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pendidikan Pemikiran Agama Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda karya.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.


[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 31-33.
[2] S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 33-36.
[3] Anas Sudijono, op. cit., hlm. 68-73.
[4] Ibid., hlm. 76-90.
[5] Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 171-173.
[6] Ibid., hlm. 173-175
[7] Ibid., hlm. 68.
[8] Ibid., hlm. 169.
[9] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pendidikan Pemikiran Agama Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda karya, 1993), hlm. 280
[10] QS. Al Baqoroh: 155.
[11] QS. An Naml: 27
[12] Qs. Al Shaffat: 103-107
[13] Qs. Al Baqoroh: 31
[14] QS. Al Zalzalah: 7-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar