MAKALAH
PENGEMBANGAN
EVALUASI ASPEK PSIKOMOTOR PAI DI SMA
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah
Kurikulum PAI
Dosen
Pengampu: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.
DISUSUN
OLEH:
Dwi
Silvia Anggraini 11111095
Faizatul
Ummah 11111096
Zulaikhah
Sri Wulandari 11111097
Titik
Isniatus Sholikhah 11111100
Heti
Indayani 11111107
Siti
Sukrilah 11111144
Fitri
Ikhmah 11111147
Ahmad
Zamroni 11111163
Tri
Mashudi
11111177
JURUSAN
TARBIYAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Evaluasi merupakan suatu tahapan akhir
dari suatu tahap pembelajaran, yang gunanya dapat diketahui keberhasilan proses
pembelajaran tersebut sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Oleh karenanya, evaluasi merupakan kegiatan yang
tak kalah pentingnya dari proses pembelajaran.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) adalah proses pendidikan yang dilakukan pendidik untuk membekali anak
didik dengan pengetahuan, pemahaman, penghayatan pengamalan ajaran islam. Dalam
hal ini pembelajaran PAI harus menempatkan jaran islam sebagai suatu objek
kajian yang melihat Islam sebagai sebuah sistem nilai dan sistem moral yang tidak
hanya diketahui dan dipahami, tapi juga dirasakan serta dijadikan sebuah aksi
dalam kehidupan anak didik.
Untuk mencapai idealitas di atas, maka
harus dirumuskan sebuah sistem evaluasi pembelajran PAI yang tidak hanya
melihat islam sebagai sebuah pengetahuan dan atau pemahaman, tapi lebih dari
itu yaitu mengevaluasi dengan memandang islam sebagai sebuah aksi moral.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
prinsip-prinsip dasar evaluasi?
2. Apa
saja fungsi evaluasi pendidikan?
3. Apa
saja alat-alat dalam evaluasi?
4. Bagaimana
teknik-teknik yangdigunakan dalam evaluasi?
5. Bagaimana
pengembangan evaluasi pembelajaran dalam agama islam?
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN
EVALUASI ASPEK PSIKOMOTOR PAI DI SMA
- PRINSIP-PRINSIP DASAR EVALUASI
1. Prinsip
Keseluruhan (Al-Kamal, al-Tamam)
Prinsip keseluruhan atau prinsip
menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif. Dengan prinsip
komprehensif dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan
terlaksana dengan baik apabila evaluasai tersebut dilaksanakan secara bulat,
utuh atau menyeluruh. Evaluasi hasil belajar disampimg dapat mengungkap aspek
berfikir juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau
sikap dan aspek keterampilan yang melekat pada diri masing-masing individu
peserta didik. Jika dikaitkan dengan
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka evaluasi hasil beljar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam itu hendaknya bukan hanya mengungkap pemahaman peserta didik terhadap
ajaran-ajaran agama islam, melainkan juga harus dapat mengungkap sudah sejauh
mana peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam
tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Prinsip
Kesinambungan (Istimrar)
Prinsip kesinambungan juga dikenal dngan
istilah prinsip kontinuitas. Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan di sini
bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang
dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari wakatu ke waktu.
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
scaa berkesinambungan itu juga dimaksudkan agar pihak evaluator (guru, dosen
dan lain-lain) dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan
langkah-langkah atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil
untuk masa-masa selanjutnya, agar tujuan pengajaran sebagaimana telah
dirumuskan pada Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya.
3. Prinsip
Obyektivitas (Maudlu’iyyah)
Prinsip obyektivitas mengandung makna,
bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik
apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif.[1]
4. Prinsip
Mendidik
Evaluasi harus memberi sumbangan positif
terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil evaluasi bagi siswa yang berhasil
lulus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan, atau bagi yang kurang
berhasil sebagai pemicu semangat belajar.
5. Prinsip
Berorientasi Pada Kompetisi
Evaluasi harus menilai pencapaian
kompetisi yang dimaksud dalam kompetisi yang dimaksud dalam kurikulum.
6. Prinsip
Adil
Evaluasi harus adil terhadap semua siswa
dan tidak membedakan latar belakang.
7. Prinsip
terbuka
Kriteria evaluaasi dan dasar pengambilan
keputuan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
8. Prinsip
Bermakna
Evaluasi hendaknya mudah dipahami,
mempunyai arti, berguna, dan bisa ditindaklanjuti oleh smua pihak.
- FUNGSI EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
1. Sebagai
dasar mengambil keputusan tentang orang yang akan diterima atau ditolak dalam
suatu proses seleksi.
2. Dasar
penempatan, yakni setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat
sendiri-sendiri sehingga pembelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan
dengan pembawaan siswa.
3. Diagnostik,
yakni apabila alat yang digunakan dalam penilaian memenuhi persyaratan, maka
dengan melihat hasil penilaian, guru akan mengetahui kelemahan siswa serta
penyebab kelemahan itu.
4. Hasil
suatu pengukuran atau skor tes tertentu dapat digunakan sebagai umpan balik,
baik bagi individu yang menempuh tes maupun bagi guru yang berusaha mentransfer
kemampuan pada siswa.
5. Menumbuhkan
motivasi belajar dan mengajar.
6. Hasil
tes, pengukuran dan penilaian tentu saja akan dapat memberi sumbangan yang
berarti bagi perkembangan teoti dan dasar pendidikan (pengembangan ilmu).[2]
C. ALAT EVALUASI
1. Teknik
Tes
a. Penggolongan
tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan
belajar pserta didik.
1) Tes
Seleksi
Tes seleksi sering
dikenal dengan istilah ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan
dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk
memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon
yang mengikuti tes.
2) Tes
Awal
Tes awal sering dikenal
dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah
dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang
dilaksanaan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik.
3) Tes
Akhir
Tes akhir sering
dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat
dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
4) Tes
Diagnostik
Tes diagnostik adalah
tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang
dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
5) Tes
Formatif
Tes formatif adalah tes
hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta
didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan)
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
6) Tes
Sumatif
Tes sumatif adalah tes
hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran
selesai diberikan.
b. Penggolongan
Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkapkan
1) Tes
Intelegensi
2) Tes
Kemampuan
3) Tes
Sikap
4) Tes
Kepribadian
5) Tes
Hasil Belajar[3]
2. Teknik
Non Tes
a. Pengamatan
(Observation)
Oservasi sebagai alat
evaluasi banyakn digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
b. Wawancara
Ada dua jenis wawancara
yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
1) Wawancara
terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
terstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic
interview).
2) Wawancara
tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal dengan istilah
wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis
(non-systematic interview), atau wawancara bebas.
c. Angket
Angket dapat diberikan
langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para orang tua
mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses
pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang
peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses
belajar mereka.
d. Pmeriksaan
Dokumen
Pemeriksaan dokumen
dapat dilakukan melalui pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen misalnya dokumen
yang memuat informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi).[4]
D. TEKNIK EVALUASI ASPEK PSIKOMOTOR
Ada
beberapa teknik untuk mengevaluasi aspek psikomotor
1. Evaluasi
Portofolio
Penilaian portofolio
merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya,
antara lain: karangan, surat, puisi, komposisi, musik.
a. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah, antara lain:
1) Karya
siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
2) Saling
percaya antara guru dan peserta didik.
3) Kerahasiaan
bersama antara guru dan peserta didik.
4) Milik
bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru.
5) Kepuasan.
6) Kesesuaian.
7) Penilaian
proses dan hasil.
8) Penilaian
dan pembelajaran.[5]
Indikator evaluasi
melalui portofolio meliputi hasil ulangan (ulangan formatif dan sumatif),
tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian, dan laporan kegiatan siswa di
dalam maupun di luar kelas.
b. Teknik
Penilaian Portofolio
1) Jelaskan
kepada pesrta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan
hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi
digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta
didik dapat mengetahui pengetahuan, ketrampilan, dan minatnya.
2) Tentukan
kriteria penilaian sample portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik.
3) Minta
peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
4) Setelah
suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaiki.
5) Bila
perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.[6]
2. Evaluasi
Melalui Unjuk Kerja (Performance)
Evaluasi melalui unjuk
kerja adalaah penilaian berdasarkan hasil pengamatan pada saat siswa melakukan
kegiatan, yang digunakan untuk prestasi siswa dalam kegiatan kelas atau di laboratorium
dalam menggunakan peralatan Sasarannya adalah menjangkau kinerja siswa terutama
prosesnya sampai siswa dapat menghasilkan sesuatu melalui observasi.
Penilaian unjuk kerja
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi,
b. Kelengkapan
dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut,
c. Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
d. Upayakan
kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati,
e. Kemampuan
yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.[7]
3. Evaluasi
melalui penugasan (proyek)
Evaluasi melalui proyek
dilakukan terhadap suatu penyelidikan terhadap suatu penyelidikan yang
dilakukan siswa secara individu atau kelompok. Penilaian proyek adalah
penilaian pada kemampuan melakukan “scientific Inquiry” yang dapat memberikan
informasi tentang kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan dalam
merencanakan, mengorganisasi penyelidikan, bekerja sama, mengidentifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menginterpretasikan serta
mengomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan.
Dalam penilaian proyek
setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan
pengelolaan
b. Relevansi
(kesesuaian)
c. Keaslian
(hasil karya peserta didik sendiri)[8]
E. PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dalam
perspektif islam, evaluasi memiliki beberapa implikasi paedagogis, yaitu:[9]
1. Untuk
menguji daya kemampuan manusia yang beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dialami. [10]
2. Untuk
mengetahui sejauhmana atau sampai di mana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan
oleh Rasulullah SAW kepada umatnya, seperti evaluasi yang dilakukan oleh nabi
Sulaiman kepada burung hud-hud.[11]
3. Untuk
menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keimanan dan keislaman seseorang,
seperti evaluasi yang dilakukan Allah kepada nabi Ibrahim untuk menyembelih
putranya Ismail.[12]
4. Untuk
mengukur daya kognisi, hafalan manusia tentang pelajaran yang telah diberikan
Allah kepada manusia, seperti evaluasi yang dilakukan Allah terhadap nabi Adam
yang telah diajarkan nama-nama sesuatu dan diperintahkannya kepada para
malaikat.[13]
5. Memberikan
kabar gembira (tabsyir) bagi yang berkelakuan baik dan memberikan ancaman
(tanzir) bagi manusia yang berperilaku buruk. [14]
BAB
III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari
pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan:
1.
Prinsip-prinsip
dasar evaluasi meliputi: keseluruhan, kesinambungan, objektivitas, mendidik,
berorientasi pada kompetisi, adil, terbuka dan bermakna.
2.
Fungsi evaluasi dalam pendidikan yaitu dasar
mengadakan seleksi, dasar penempatan, diagnostik, umpan balik, menumbuhkan
motivasi belajar dan mengajar dan pengembangan ilmu.
3.
Alat evaluasi
meliputi teknik tes dan teknik non tes.
4.
Teknik evaluasi
aspek psikomotor meliputi portofolio, unjuk kerja dan penugasan (proyek).
5. Pengembangan
evaluasi pembelajaran dalam pendidikan
agama islam memiliki beberapa implikasi paedagogis.
Demikian makalah ini
kami paparkan, dan pasti masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Maka dari
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pendidikan
Pemikiran Agama Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya.
Bandung: Trigenda karya.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Widoyoko,
S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. 2009. Taktik
Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
[1]
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2011), hlm. 31-33.
[2]
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2009), hlm. 33-36.
[3]
Anas Sudijono, op. cit., hlm. 68-73.
[4]
Ibid., hlm. 76-90.
[5]
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan
Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 171-173.
[6]
Ibid., hlm. 173-175
[7]
Ibid., hlm. 68.
[8]
Ibid., hlm. 169.
[9]
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pendidikan Pemikiran Agama Islam, Kajian Filosofis
dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda karya, 1993),
hlm. 280
[10]
QS. Al Baqoroh: 155.
[11]
QS. An Naml: 27
[12]
Qs. Al Shaffat: 103-107
[13]
Qs. Al Baqoroh: 31
[14]
QS. Al Zalzalah: 7-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar